GTK – Sebanyak 35 orang pendidik menerima penghargaan pada ajang Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021. Ke-35 orang tersebut masing-masing merupakan 5 terbaik dari 7 kategori, yaitu Guru SMA, Kepala Sekolah SMA, Guru SMK, Kepala Sekolah SMK, Guru SLB, Kepala Sekolah SLB, dan Guru Pembimbing Khusus Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). Penghargaan diberikan langsung oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril, pada malam penganugerahan di Jakarta, Rabu malam (24/11/2021).
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril mengatakan, saat ini semua orang sedang berada pada suasana yang tidak nyaman karena pandemi, termasuk di dunia pendidikan. Salah satu hal yang penting untuk menjadi perhatian khusus adalah dampak learning loss terhadap generasi bangsa. Karena itulah PTM Terbatas penting dilakukan untuk mencegah semakin parahnya learning loss.
“Learning loss itu adalah kehilangan, baik partisipasi maupun hasil dari belajar. Salah satu cara kita untuk mengembalikan ini adalah dengan pembelajaran. Karena dalam pembelajaran, anak-anak belajar hal-hal baru. Pembelajaran tetap memerlukan interaksi, perlu pertemuan meskipun terbatas. Melalui pertemuan, belajar akan menjadi lebih hidup. Kemudian dalam konteks belajar, sangat penting bagi anak-anak agar belajar juga berinteraksi sebagai manusia,” ujar Iwan pada Malam Anugerah Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Rabu (24/11).
Iwan menuturkan, pemerintah mendorong pelaksanaan PTM terbatas sejak tahun lalu untuk daerah-daerah di zona hijau dan kuning. Namun mengingat kondisi setiap daerah berbeda-beda, sehingga kebijakan PTM Terbatas tidak bisa disamaratakan, khususnya daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang lebih sulit menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. Ia mengatakan, UNICEF mengeluarkan laporan atas dampak pandemi selama satu tahun pandemi di seluruh dunia dan menyimpulkan bahwa dampak learning loss sangat tinggi dan memiliki implikasi yang panjang di masa depan.
“Karena itu pemerintah berupaya bagaimana secara berangsur-angsur mengembalikan anak ke sekolah. Apalagi dampak learning loss beda-beda. Bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah, grafiknya menukik. Jadi yang paling rentan adalah kelompok yang memiliki tantangan lebih berat, baik geografis, maupun kondisi sosial ekonomi,” kata Iwan.
Iwan lalu mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru yang telah berjuang bersama mendidik generasi bangsa di masa pandemi Covid-19, khususnya kepada para penerima penghargaan. “Ini menguatkan rasa optimis, membangkitkan semangat bahwa Indonesia bisa lebih baik, karena Bapak dan Ibu telah berlomba-lomba menjadi teladan dan menyemangati satu sama lain untuk menghasilkan murid-murid yang cerdas dan berkarakter,” tuturnya.
Sebuah catatan refleksi pun disampaikan oleh Iwan mengenai guru yakni filosofi jembatan. Ia menuturkan, guru berperan sebagai perantara untuk murid-muridnya mencapai tujuan. Pemerintah dan guru harus bisa memberikan layanan sebaik-baiknya kepada para generasi bangsa agar bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. “Seberapa hebatnya kita melakukan pencapaian atau seberapa pun meriahnya sebuah program, tapi kalau belum menghasilkan anak-anak yang lebih baik, berarti perjuangan kita belum tuntas,” tegasnya. Ia juga mengingatkan hakikat Mereka Belajar, yaitu pembelajaran yang fokus dan berorientasi pada murid.
Salah satu guru penerima penghargaan dalam Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021 adalah Elis Dwi Wulandari. Elis adalah guru SMA Luar Biasa (SMA LB) Negeri Banyuwangi, Jawa Timur, yang menciptakan aplikasi Ice Cube, yaitu sebuah aplikasi pembelajaran matematika dengan menggunakan bahasa isyarat.
Ice Cube adalah aplikasi berbasis android untuk pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu yang berisi materi tentang luas permukaan kubus dan volume kubus yang disajikan secara runtut. Dalam memudahkan penyampaian informasi, materi pada aplikasi Ice Cube disajikan menggunakan teks, suara, dan bahasa isyarat sesuai dengan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa tunarungu. Aplikasi Ice Cube memuat teks, audio, video, animasi, dan panduan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Aplikasi tersebut dikembangkan dengan software Power Point, iSpring Suite 9, dan Website 2 Apk Builder. Software pendukung lainnya adalah Geogebra, Adobe Flash, Photoshop, dan Corel Draw.
Ice Cube bukan aplikasi pembelajaran pertama yang dibuat oleh Elis. Sebelumnya ia telah membuat beberapa aplikasi lain dan terus belajar untuk membuat aplikasi-aplikasi pembelajaran yang semakin baik dengan berdasarkan pada kebutuhan murid. “Kebetulan saya juga suka mempelajari pembuatan aplikasi dengan program-program. Sejauh ini pembuatan aplikasi murni saya sendiri karena kebetulan S-1 saya dari sains. Tapi bisa mengombinasikan itu semua bukan berarti saya langsung bisa, tapi dengan belajar dan berproses. Bagaimana saya berempati kepada siswa, lalu langsung terkoneksi melihat kebutuhan siswa dan melihat peluang kalau saya bisa menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran ini dengan aplikasi,” kata Elis.
Ia berharap, dampak learning loss bisa diminimalisasi dengan adanya temuan aplikasi-aplikasi pembelajaran dari inovasi para guru sehingga kualitas pembelajaran tetap terjaga. Keterbatasan kondisi dalam masa pandemi Covid-19 tidak serta merta ikut membatasi para guru dalam berkarya dan berinovasi untuk memajukan pendidikan. “Itu adalah suatu tantangan, bukan berarti kita harus berhenti. Pesan saya juga untuk guru-guru dan murid-murid agar pembelajaran tetap tersampaikan dan terserap. Jadi tidak berhenti hanya di pembuatan aplikasi, tapi juga memahami kebutuhan dasar anak-anak yang kehilangan waktu belajar sehingga kita bisa menyelesaikan masalah learning loss ini,” ujar Elis.
Tema kegiatan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2021 adalah “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Para guru dan tenaga kependidikan yang menjadi peserta apresiasi mengirimkan karya mereka berupa video tentang inovasi pembelajaran dalam penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dan mencegah learning loss pada masa pandemi Covid-19. Panitia menerima 2.763 video inspiratif untuk dilakukan penilaian. Kemudian dari setiap kategori diseleksi menjadi 20 terbaik hingga akhirnya diperoleh 5 terbaik dari total 7 kategori dan diumumkan di Malam Anugerah Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Tahun 2021.
Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif 2021 diharapkan dapat meningkatkan peran guru dan tenaga kependidikan untuk dapat mengelola belajar anak ke arah implementasi Merdeka Belajar dan internalisasi nilai-nilai Pelajar pancasila. Selain itu praktik baik yang telah dilakukan dapat menjadi percontohan bagi yang lain sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, khususnya dalam penyelenggaraan PTM Terbatas dan mengatasi learning loss pada masa Covid-19.
sumber: https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/35-orang-pendidik-menerima-penghargaan-apresiasi-pendidik-dan-tenaga-kependidikan-inspiratif-2021
Tinggalkan Komentar